2014, Pengobatan Tradisional Ada di 100 Rumah Sakit
Diposting oleh
Pembelajaran Farmasi(Industri) on 17.54
JAKARTA, KOMPAS.com -
Indonesia merupakan negara kedua terbesar di dunia setelah Brazil yang
memiliki beragam sumber daya hayati dengan 30.000 ribu jenis tanaman dan
sebanyak 9.600 jenis di antaranya terbukti memiliki khasiat sebagai
obat.
Tetapi sayangnya, pemanfaatan tanaman obat masih sangat terbatas. Oleh karena itu, pada tahun 2014 Kementerian Kesehatan menargetkan sebanyak 100 rumah sakit pemerintah dapat memberi pelayanan kesehatan alternatif dan komplementer.
Demikian disampaikan Direktur Pelayanan Kesehatan Tradisional, Alternatif dan Komplementer, Kementerian Kesehatan, Abidinsyah Siregar saat seminar "Indonesia Cinta Sehat, Saatnya Jamu Berkontribusi" di Gedung Kementerian Kesehatan, Rabu, (16/11/2011).
Rencana tersebut menurut Abidin senapas dengan pasal 48 Undang-undang Nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan, yang mempertegas bahwa upaya pelayanan kesehatan meliputi 17 jeni pelayanan, di mana pada urutan kedua adalah pelayanan kesehatan tradisional.
"Pada tahun 2014, kami mengharapkan 50 persen kabupaten kota di Indonesia di mana didalamnya terdapat 2-3 Puskesmas dapat menyajikan pelayanan kesehatan tradisional. Disamping itu 100 rumah sakit pemerintah yang menyebar diseluruh wilayah Indonesia diharapkan mampu pula memberikan pelayanan tradisional sebagai alternatif maupun sebagai komplementer," katanya.
Abidin mengatakan, minat masyarakat Indonesia terhadap penggunaan obat-obatan tradisional atau jamu cukup tinggi. Hal itu tercermin dari data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2010 yang menunjukkan, sebesar 50 persen penduduk Indonesia pernah mengonsumsi jamu, dan 96,6 persen di antaranya mengatakan jamu berkhasiat untuk meningkatkan kesehatan.
Untuk tahun 2011 ini, lanjut Abidin, baru ada 36 rumah sakit yang telah menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan Tradisional, Alternatif dan Komplementer. Dan baru 20 persen (100 Kabupaten/Kota) yang melaksanakan program pelayanan kesehatan tradisional.
"Sudah ada klinik medik yang menangani khusus untuk pengobatan tradisional dan komplementer. Misalnya di RS. Dharmais, mereka sudah menggunakan herbal dan akupuntur. Tapi ingat, obat herbal bukan untuk mengobati, tapi mempercepat proses penyembuhan dan lebih ke preventif dan promotif. Yang mengobati tetap obat-obatan konvensional karena sudah diteliti," jelasnya.
Abidin mengaku sudah menjamin keamanan penggunaan obat tradisional di rumah sakit karena sudah distandarisasi dan dapat dipertanggungjawabkan efektivitas, serta keamanannya.
Disinggung tanaman obat apa yang menjadi unggulan Indonesia, Abidin mengatakan, "30 ribu jenis tanamaman herbal yang terdapat di Indonesia mempunyai kelebihan masing-masing. Kita belum menetapkan tanaman apa yang menjadi keunggulan. Tapi dengan proses, suatu ketika kita bisa tahu mana yang betul-betul menjadi unggulan," tandasnya.
Tetapi sayangnya, pemanfaatan tanaman obat masih sangat terbatas. Oleh karena itu, pada tahun 2014 Kementerian Kesehatan menargetkan sebanyak 100 rumah sakit pemerintah dapat memberi pelayanan kesehatan alternatif dan komplementer.
Demikian disampaikan Direktur Pelayanan Kesehatan Tradisional, Alternatif dan Komplementer, Kementerian Kesehatan, Abidinsyah Siregar saat seminar "Indonesia Cinta Sehat, Saatnya Jamu Berkontribusi" di Gedung Kementerian Kesehatan, Rabu, (16/11/2011).
Rencana tersebut menurut Abidin senapas dengan pasal 48 Undang-undang Nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan, yang mempertegas bahwa upaya pelayanan kesehatan meliputi 17 jeni pelayanan, di mana pada urutan kedua adalah pelayanan kesehatan tradisional.
"Pada tahun 2014, kami mengharapkan 50 persen kabupaten kota di Indonesia di mana didalamnya terdapat 2-3 Puskesmas dapat menyajikan pelayanan kesehatan tradisional. Disamping itu 100 rumah sakit pemerintah yang menyebar diseluruh wilayah Indonesia diharapkan mampu pula memberikan pelayanan tradisional sebagai alternatif maupun sebagai komplementer," katanya.
Abidin mengatakan, minat masyarakat Indonesia terhadap penggunaan obat-obatan tradisional atau jamu cukup tinggi. Hal itu tercermin dari data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2010 yang menunjukkan, sebesar 50 persen penduduk Indonesia pernah mengonsumsi jamu, dan 96,6 persen di antaranya mengatakan jamu berkhasiat untuk meningkatkan kesehatan.
Untuk tahun 2011 ini, lanjut Abidin, baru ada 36 rumah sakit yang telah menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan Tradisional, Alternatif dan Komplementer. Dan baru 20 persen (100 Kabupaten/Kota) yang melaksanakan program pelayanan kesehatan tradisional.
"Sudah ada klinik medik yang menangani khusus untuk pengobatan tradisional dan komplementer. Misalnya di RS. Dharmais, mereka sudah menggunakan herbal dan akupuntur. Tapi ingat, obat herbal bukan untuk mengobati, tapi mempercepat proses penyembuhan dan lebih ke preventif dan promotif. Yang mengobati tetap obat-obatan konvensional karena sudah diteliti," jelasnya.
Abidin mengaku sudah menjamin keamanan penggunaan obat tradisional di rumah sakit karena sudah distandarisasi dan dapat dipertanggungjawabkan efektivitas, serta keamanannya.
Disinggung tanaman obat apa yang menjadi unggulan Indonesia, Abidin mengatakan, "30 ribu jenis tanamaman herbal yang terdapat di Indonesia mempunyai kelebihan masing-masing. Kita belum menetapkan tanaman apa yang menjadi keunggulan. Tapi dengan proses, suatu ketika kita bisa tahu mana yang betul-betul menjadi unggulan," tandasnya.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Arsip Blog
-
▼
2012
(97)
-
▼
Desember
(34)
- Senam Rematik, Meringankan Keluhan Nyeri
- Jangan Sembarang Minum Obat Rematik
- Mengkatkan Daya Ingat dengan Teh Pegagang
- Hilang Konsentrasi, Perlukah Vitamin Otak?
- Tiga Hal Bikin Otak Cepat Menyusut
- Aneka Herbal Penurun Gula Darah
- Masyarakat Bergantung pada Obat Tradisional
- 2014, Pengobatan Tradisional Ada di 100 Rumah Sakit
- Marak, Penambahan Obat Rematik dalam Obat Tradisional
- Mandi Air Garam Kurangi Nyeri Rematik
- Mitos dan Fakta Penyakit Rematik
- Cara Tradisional Usir Bau Badan
- Atasi BB secara Alami, Gampang Kok!
- Benarkah Antiperspirant Menyebabkan Kanker?
- Daunnya Keperakan Seolah Tertutup Salju
- Berbau Harum, Berkhasiat sebagai Obat
- Cara Tradisional Usir Bau Badan
- Tanaman Purba Seumur Dinosaurus
- Pengaruh Warna dalam Rumah Menurut Fengsui
- Mengsui Tanaman: Salah Tempat, Rezeki Mampat
- Tanaman Pembawa Keberuntungan
- Tanaman Cantik Penyerap Polutan
- Pohon Ramping Pengusir Nyamuk
- Kayu Putih, Peredam Beragam Keluhan
- Tanaman Ini Bisa Dibuat Deodoran
- Daun Sirih untuk Merawat Organ Intim
- Harumkan Mulut dengan Yogurt
- 4 Herbal Penangkal Bau Mulut
- Ramuan Penambah Nafsu Makan
- Merangsang Nafsu Makan Anak
- Obat Penawar Kalajengking
- Pencegah Diare
- Pengawet Makanan
- Obat Amandel
-
▼
Desember
(34)
Share your views...
0 Respones to "2014, Pengobatan Tradisional Ada di 100 Rumah Sakit"
Posting Komentar